TRANSLATE

Mengenal Generasi Terakhir Ford D Series di Indonesia

Bicara soal mobil klasik, tidak saja tentang mobil mewah berbentuk kendaraan perang, family car atau berupa sedan mewah di zamannya. Kendaraan pekerja juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam bursa mobil klasik. Para pecintanya di Indonesia juga terus akan memburunya sekedar untuk panjangan atau malah menggunakannya jika memang masih bisa dimanfaatkannya. Salah satu bentuk mobil pekerja itu tak lain adalah truk.

Dalam sejarah mobil klasik di Indonesia, terdapat beberapa truk yang namanya menjadi begitu melegenda. Satu diantaranya adalah Ford D-Series yang merupakan generasi terakhir Truk Ford di Tanah Air. Truk ini adalah penerus Thames Trader yang produksinya mulai ditutup pada 1965. Sepanjang kehadirannya, Thames Trader dikenal sebagai rajanya truk.

Baik Thames Trader maupun Ford D Series sama-sama dibuat oleh Ford Motor Inggris. Dibandingkan dengan sang kakak, tampilan Ford D series memilih wajah yang lebih tampan. Berbeda halnya dengan Thames Trader yang memiliki hidung pesek, Ford D Series tampak lebih modern pada eranya dengan desain CAE (Cabin Over Engine). Rancangan ini sekaligus memudahkan perawatan kabin, karena bisa dinaikkan hingga 45 derajat.

Mesinnya yang terletak di bawah kabin dipasang secara miring. Tujuannya adalah memungkinkan interior kabin menampilkan lantai yang benar-benar datar tanpa membuat kabin tersebut menjadi terlalu tinggi.

Truk Ford D Series memulai debut perdananya di Indonesia pada awal 1970-an melalui ATPM PT IRMC. Dalam iklan lawas yang berhasil Mobilretroklasik.com temukan, truk ini mengklaim dirinya sebagai ‘Kawan Setia dalam Usaha dan Pembangunan’. Truk ini termasuk golongan truk dengan kabin rendah di eranya.

Sepanjang masa pemasarannya, Ford D-Series di Indonesia ditawarkan dalam 5 model, diantaranya D0910: 6MT, GVW 10.5T, wb 3.96m, D1210: 6MT, GVW 12.5T, wb 3.40 & 3.96m. Selain itu, Ford D-Series juga ditawarkan dalam bentuk chasis bus dengan model D0710: 4MT, GVW 9.0T, wb 3.96m, D0710HD: 4MT, GVW 9.5T, wb 3.40m, dan D0812: 4MT, GVW 9.0T, wb 3.40m .

Dari varian-varian tersebut, Ford D-Series hadir dalam dua versi utama. Di awal kehadirannya di Indonesia, truk tersebut tersedia dengan model lampu bulat. Sementara versi facelift-nya mengusung lampu kotak yang dirilis pada 1983. Untuk mesinnya, tidak ada perbedaan spesifikasi antara versi lama dan versi yang sudah mendapat penyegaran.

Kinerja Ford D-Series disokong dengan mesin Ford 6.60D dengan kapasitas 5948cc, tenaga 117ps/2600rpm, torsi 337nm/1600rpm. Dengan putaran mesin yang rendah, formulasi itu terbilang memiliki capaian mesin yang baik. Menggunakan jarak roda pijak yang lebar, pengendalian truk tersebut pun tergolong stabil.

Khusus untuk model D1210 sudah menggunakan velg 10-studs dengan ban ukuran 9.00. Seri tersebut dikeluarkan sebagai edisi terbatas dan dalam bentuk modifikasi tractor head. Sementara D0710HD hadir sebagai versi spesial. Model ini disediakan sebagai truk muatan ringan yang dimodifikasi dari versi bus di Indonesia. Penjualannya tidak dipasarkan secara resmi sebagaimana seri-seri lainnya, tetapi berdasarkan pesanan kala itu, umumnya dari perusahaan rokok.

Sementara itu, Ford sendiri merupakan pemain lama dalam industri otomotif dunia. Perusahaan asal Amerika Serikat ini  telah berdiri sejak 16 Juni 1903. Jauh dari waktu tersebut, cikal bakal Ford sebenarnya sudah dimulai sejak 3 November 1901. Saat itu, sang pendiri Ford, yaitu Henry Ford sudah memiliki perusahaan mobil dengan nama Henry Ford Company. Perusahaan tersebut lantas berganti nama menjadi Cadilac Motor Company pada 22 Agustus 1902 usai Ford meninggalkan perusahaan tersebut. Selanjutnya pada 1903 barulah Ford Motor Company didirikan.  

Henry Ford yang kala mendirikan perusahaan masih berusia 39 tahun itu pun akhirnya sukses membawa Ford ke gerbang kesuksesan. Ford mencatatkan diri sebagai perusahaan industri paling penting dalam sejarah Negeri Paman Sam. Wilayah operasinya pun mencangkup seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam pembuatan mobil, Ford memperkenalkan sebuah metode baru untuk produksi mobil skala besar dan manajemen buruh industri skala besar dengan tahap-tahap teknik bersama dengan jalur perakitan berjalan. Mengutip dari Wikipedia, metode yang muncul pada tahun 1914 silam itu disebut dengan Fordisme.

Ford sendiri baru memproduksi  truk pada 1917. Adalah Truck Pick Ford TT yang menjadi truk perdananya. truk yang disebut juga dengan model T’a Cab and Engine tersebut, memiliki sasis panjang yang membagi tubuh truk dalam 3 bagian, yaitu bagian depan, bagian tempat tidur dan ruang kargo.

Sejak produksi truk pertamanya tersebut hingga 1941, Ford berhasil menjual lebih dari 4 juta unit truk. Angka ini terbilang fantastis untuk ukuran penjualan kala itu—terlebih dalam era perang. Berbekal pengalaman membual truk yang tangguh dan permintaan yang cukup tinggi, tak ayal membuat banyak pihak menaruh optimisme pada Ford. Perusahaan ini pun akhirnya melakukan ekspansi pasar ke berbagai negara termasuk Indonesia pada 1947.

Namanya pun terus melejit dalam pasar truk dunia bahkan hingga sukses menggarap pasar Indonesia. Thames Trader menjadi bukti kejayaannya di Indonesia disusul kemudian dengan Ford D-Series. Sayang, gempuran yang begitu dahsyat dari pabrikan-pabrikan truk Jepang membuat Ford harus mundur dari pasar truk Indonesia di akhir tahun 1986.  Tak urung Ford D-Series pun menjadi edisi truk paling pungkasan dari Ford di Tanah Air.

motor suzuki trz

Motor Suzuki TRS 118 dan TRZ Katana 125, Generasi Penerus Dari GP100 dan GP125

Suzuki merupakan salah satu pabrikan motor yang banyak mengeluarkan motor sport (motor laki). Dua di antaranya ialah motor Suzuki TRS dan TRZ Katana yang dirilis pada tahun 1980an. Kedua motor ini merupakan generasi penerus dari GP100 dan GP125 yang masih dikeluarkan oleh pabrikan yang sama. Bila pada seri GP Suzuki masih menggunakan bentuk yang membulat, pada generasi kali ini bentuk keseluruhan motor sudah mengotak. Baca selengkapnya...