Meski mobil Kijang generasi pertama yang memiliki nama resmi Kijang KF10 sudah tergolong mobil klasik, tapi julukannya tidak pernah berubah. Sekilas tidak ada yang aneh dengan nama-nama binatang pada merek mobil. Namun, Kijang Buaya tetap terdengar unik lantaran menggabungkan dua nama binatang yang tidak berkaitan satu sama lain.
Menelisik asal nama Toyota Kijang Buaya tentu tidak terlepas dari awal pembuatan serta filosofi yang melahirkan Kijang Generasi Pertama.
Bukan Nama Hewan
Orang awam akan mengira nama Kijang merujuk pada hewan endemik Indonesia yang merupakan kerabat rusa. Dugaan tersebut tidak salah, sebab pada salah satu model Kijang terdapat logo siluet Kijang dengan ciri khas tanduk yang mekar.
Toyota sebagai prinsipal Jepang yang melahirkan Kijang memang dikenal suka memakai nama-nama hewan lokal di jajaran mobil klasik. Salah satunya adalah Toyota Tamaraw yang diluncurkan di Filipina tahun 1976.
Namun, ternyata Kijang bukan sekedar nama hewan. Menurut laman resmi Gaikindo, nama “Kijang” merupakan akronim dari “Kerjasama Indonesia-Jepang”. Mantan Presiden Jusuf Kalla yang mencetuskan nama itu saat masih menjabat CEO perusahaan distributor Toyota di Indonesia, NV Hadji Kalla.
Ketika pertama kali diluncurkan, Kijang Generasi Pertama tidak memiliki logo Kijang. Setelah Kijang diakui performanya, orang-orang mulai menyamakannya dengan binatang Kijang yang terkenal punya kecepatan tinggi. Demikian asal nama Toyota Kijang Buaya pun semakin teraosiasi dengan nama hewan.
Mirip Mulut Buaya
Asal sebutan “buaya” pada Toyota Kijang Buaya sendiri cukup sederhana. Unit ini merupakan mobil pikap lokal pertama yang mesinnya berada di hidung mobil. Saat kap mesin terbuka, tampilan mobil klasik ini terlihat mirip dengan mulut buaya yang sedang menganga. Siluet hewan buaya semakin terlihat jelas dari samping dengan bagian bak mobil sebagai ekornya.
Setelah menyimak penjelasan di atas, tentu Anda sudah tidak penasaran lagi dengan asal nama Toyota Kijang Buaya yang legendaris.