Pada jaman dulu, sebagian besar pola pikir masyarakat Indonesia menganggap mobil sedan, identik dengan orang kaya. Selain harganya memang  mahal, mobil sedan juga  mengesankan eksklusivitas. Lihat saja, mobil pertama yang ada di Indonesia, yaitu Benz Phaeton, dimiliki oleh Raja Kasunanan Surakarta yang memiliki gelar Pakubuwono X. Beliau membelinya pada tahun 1895, dengan harga 10.000 gulden. Konon kabarnya, kepemilikan mobil tersebut membuat heboh pemerintah Belanda dan seluruh wilayah jajahannya. Bukan karena harganya, namun karena situasi dan kondisi pada masa itu, dimana Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Ratu Belanda belum memiliki mobil. Efeknya memang dahsyat, kepemilikan mobil oleh Pakubuwono X mengubah paradigma tentang orang kaya. Jika sebelumnya yang disebut orang kaya harus memiliki kereta kuda, kini wajib memiliki mobil.

Indomobil Group adalah perusahaan otomotif yang fokus di bidang ritel, layanan purna jual dan pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia. Kiprahnya memang luar biasa karena menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan atau distributor dari dua belas merek kendaraan yang terkenal, yaitu Audi, Citroën, GAC Aion, Great Wall Motor, Hino, Jaguar, Kia, Land Rover, Maxus, Mercedes-Benz, Nissan, Renault Trucks, Suzuki, Volkswagen dan Volvo Trucks, Produknya juga sangat beragam mencakup kendaraan roda empat, roda dua, ATV, mesin motor tempel, kendaraan niaga, kendaraan serbaguna, truk, bis, alat berat dan kendaraan angkutan umum. Perusahaan ini juga memiliki investasi di beberapa perusahaan jasa keuangan, teknologi informasi, jasa pengelolaan gedung, manufaktur, perdagangan, penyewaan kendaraan bermotor dan sektor usaha lainnya yang merupakan jaringan distribusi, suku cadang dan layanan purna jual yang luas dan terintegrasi.

Nama mobil yang identik dengan Indonesia ternyata sangat diminati oleh pabrikan mobil mancanegara dengan berbagai alasan. Sebagai contoh adalah Lamborghini yang menggunakan istilah “madura” untuk memberi nama mobil konsep ramah lingkungan dan efisien yang dirancang pada tahun 2010, oleh sebuah tim dari University of Munich di Jerman sebagai bagian dari studi ‘Lamborghini Raw Materials Project’. “Madura” diambil nama pulau  di Indonesia, yang terkenal dengan budaya karapan sapinya. Pemilihan istilah ini sejalan dengan pemikiran pendiri Lamborghini, Ferruccio Lamborghini, yang menghargai budaya matador Spanyol dengan cara memberikan nama-nama banteng pada mobilnya yang dibuatnya. Selanjutnya ada Porsche, produsen otomotif asal Jerman  yang memiliki sejarah panjang dan prestasi luar biasa sehingga menjadi simbol keunggulan dalam industri otomotif yang juga menggunakan istilah dalam Bahasa Indonesia menjadi nama produknya. Porsche Macan, demikian nama yang diberikan pada produk dengan model kombinasi antara mobil sport dengan SUV, yang diperkenalkan pada tahun 2012. Dengan menggunakan nama “macan”, Porsche berharap mobil tersebut akan terkenal sebagai produk yang memiliki performa yang gesit dan tangguh seperti hewan liar yang di Indonesia yang disebut juga sebagai Harimau. Kemudian ada Holden buatan General Motors Australia, yang pernah memberikan nama Indonesia pada salah satu produknya yaitu Holden Lincah. Meski bukan tergolong mobil istimewa, tetapi berhasil mengukir sejarah karena menjadi menjadi salah satu mobil nasional Indonesia (Mobnas) yang dibuat oleh perusahaan swasta lokal dengan  desain, komponen, serta merek dalam negeri.