Sejarah Holden di Indonesia juga tergolong unik, karena perusahaan perakitannya pernah dimiliki oleh pemerintah dengan status Perusahaan Negara. Begini ceritanya…
HOLDEN PEMERINTAH INDONESIA
Kisahnya berawal pada tahun 1938, pada saat General Motors membangun sebuah pabrik untuk memenuhi tingginya permintaan mobil Chevrolet serta memenuhi pesanan alat berat seperti truk, peralatan dan berbagai jenis mesin untuk keperluan tentara Belanda (Netherlands East Indies Army).
Pabrik tersebut diberi nama NV General Motors Java Handel Maatschappij (NV GMJHM). NV atau Naamloze Vennootschap memiliki arti perusahaan terbatas, sedangkan Handel Maatschappij dapat diartikan sebagai perusahaan dagang.
Perusahaan ini berjalan dengan baik, hingga tentara Jepang menyerbu Indonesia pada bulan Maret 1942 kemudian menangkap sejumlah staf perusahaan yang berkebangsaan Amerika, Inggris, dan Belanda dan menghentikan semua kegiatannya. Perusahaan tersebut selanjutnya dipaksa untuk melakukan berbagai aktivitas yang mendukung keperluan militer Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Amerika Serikat melakukan pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa ini membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Dan dua hari kemudian Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.
Untuk menjaga kelangsungan operasionalnya di Indonesia, General Motors mencoba untuk mengoperasikan kembali pabrik perakitan di Tanjung Priok dengan membentuk "General Motors Overseas Operation" di Jakarta yang nantinya berubah namanya menjadi Djakarta Branch.
Meski berhasil, produk yang dihasilkan ternyata tidak lagi bisa bersaing, ketika harus menghadapi produk mobil buatan jepang yang masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an.
Akhirnya, dalam rapat umum para pemegang saham NVGMJHM dan Djakarta Branch yang dilakukan pada bulan April 1956, mereka sepakat untuk melakukan likiuidasi dengan menjual perusahaan kepada pihak lain, yang hasilnya digunakan untuk untuk melunasi utang dan membagi harta yang tersisa kepada pemegang saham tersebut.
Pemerintah Indonesia kemudian menunjuk BIN (Bank Industri Negara) untuk membeli perusahaan tersebut. Untuk pengoperasiannya, namanya diganti menjadi PT Gaja Motor (ejaan baru: Gaya Motor).
Pada tahun 1959, karena dimiliki oleh negara, Status Gaja Motor berubah dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Setelah itu, General Motors menunjuknya sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) yang secara eksklusif memiliki hak untuk mengimpor, merakit, memasarkan, mendistribusikan dan melayani purna jual produk-produknya.
Proyek pertama Gaya Motor adalah merakit Holden seri FC dilanjutkan dengan seri FB dan EK. Produk-produk tersebut yang dikenal sebagai mobil Holden Selendang di Indonesia ternyata sangat diminati dan populer sebagai mobil untuk tunggangan masyarakat menengah ke atas yang kualitasnya bersaing dengan merek mobil Eropa.
HOLDEN PRODUKSI PERUSAHAAN SWASTA
Pada tahun 1950-an, Fritz Hendrik Eman dan kawan-kawan mendirikan PT Udatin untuk mengimpor mobil merek Borgward dari Jerman, namun pada tahun pada tahun 1960-an beralih menangani penjualan mobil Holden dari Australia.
Untuk melayani permintaan yang semakin meningkat serta memperluas wilayah pemasaran Holden, pada tahun 1970-an PT. Udatin mendirikan pabrik perakitan mobil Holden di Surabaya dan membentuk PT Udatimex untuk menangani penjualan produknya. Pada tahun 1978, PT Udatin membuat perusahaan lagi yang khusus merakit Holden Gemini yaitu PT. Indauda.
Ketika pemerintah Indonesia menerapkan program Kendaran bermotor Niaga sederhana (KBNS) pada tahun 1980, PT. Indauda inilah yang digunakan untuk memproduksi Holden Lincah.
DESAIN HOLDEN LINCAH
Konon pada awalnya mobil ini tersedia dalam bentuk pickup sama seperti KBNS lainnya pada era 70an seperti Kijang atau Morina. Untuk memikat lebih banyak konsumen, dibuatlah versi SUV dengan desain mirip Holden Jackaroo, varian Isuzu / Chevrolet Trooper yang diproduksi oleh Holden untuk pasar mobil Selandia Baru dan juga Australia.
Meski penampakannya sekilas memang mirip, tetapi ada sejumlah perbedaan karena harus menyesuaikan dengan ketersediaan komponen serta kemampuan produksi perusahaan karoseri lokal, antara lain:
- Menggunakan lampu kotak universal.
- Pada bagian samping, terdapat ciri khas berupa pillar B yang diberi cetak timbul seperti kisi angin yang cukup tebal.
- Untuk keluar masuk penumpang, hanya tersedia satu pintu di sebelah kiri.
Mobil ini kemudian dipasarkan dengan 2 pilihan model yaitu sasis panjang 5 pintu dengan konfigurasi bangku 3 baris untuk memuat 7 orang, dijual dengan nama Holden Lincah Gama.
Dan sasis pendek 3 pintu dengan 2 baris bangku menghadap depan dan bangku dbaris belakangnya memakai model adu lutut seperti angkutan kota (angkot). Model ini dipasarkan dengan nama Holden Lincah Raider.
Selain versi SUV yang menggunakan material logam, PT Indauda pernah membuat Holden LIncah berbentuk SUV dengan body yang terbuat dari fibreglass dan prototipe Holden Lincah model sedan yang menggunakan desain body Holden Aska dan mesin diesel Isuzu 2000cc.
Prototipe sedan ini konon kabarnya memiliki kandungan komponen dalam negeri mencapai 80 persen yaitu pada bagian:
- Body buatan PT Amalgam yang memiliki mesin press.
- Baterai oleh PT Intryda
- Velg buatan PT Inkoasku.
- Transmisi buatan Wahana Eka Pratama.
- Termasuk beberapa komponen kecil yang memang sudah lama bisa dibuat didalam negeri, seperti ban, karet kaca sampai mat floor.
MESIN HOLDEN LINCAH
Sebagai sumber daya, Holden lincah mengandalkan mesin Isuzu diesel tanpa turbo seri C233, berkapasitas 2238cc dengan perbandingan kompresi 21:1 untuk menghasilkan daya maksimal 62Hp pada 4300Rpm dan torsi 130Nm pada 2000Rpm. Tenaga yang dihasilkan kemudian disalurkan ke roda belakang melalui transmisi 4 percepatan.
Mesin dan transmisi yang digunakan oleh Holden Lincah ini sama persis dengan yang dipakai oleh Chevrolet LUV pada era yang sama dan Isuzu Phanter generasi pertama.
FITUR HOLDEN LINCAH
Fitur untuk kenyamanan penumpang tergolong sederhana, karena hanya dilengkapi dengan Air Conditioning (AC) sebagai perlengkapan standar.
Namun dengan suspensi double wishbone dan batang torsi, pengereman cakram didepan dengan booster dan pompa distributor rotary sudah cukup nyaman sebagai kendaraan pengangkut penumpang untuk melayani usaha Travel seperti Tirta Jaya yang menggunakan Holden Lincah sebagai andalan armada untuk melayani jurusan Surabaya-Malang.
KEBERADAAN HOLDEN LINCAH
Saat ini, sangat sulit untuk mencari sekedar “bangkai” Holden Lincah versi SUV, berbodi logam, apalagi yang menggunakan bodi fiberglass dan sedan yang tidak diketahui kelanjutannya.
Total populasi Holden Lincah memang tidak banyak karena beberapa faktor seperti:
- Kurang promosi; Hanya mengandalkan beberapa kali iklan televisi, membuka stand di PRJ dan mengikuti pameran industri dalam negri.
- Kualitas bodinya kurang baik; Meski menggunakan mesin yang terkenal canggih pada jamannya, bodinya dibuat dengan peralatan seadanya oleh perusahaan karoseri lokal yang belum menggunakan mesin-mesin khusus sehingga untuk menutupi kekurangannya harus menggunakan banyak dempul.
Kelanjutan produksi Holden Lincah semakin tidak jelas, setelah PT Udatimex sebagai ATPM Holden ditutup pada tahun 1991