Mobil jip lansiran Toyota ini masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Konon kabarnya, gara-gara satu rombongan pejabat Indonesia yang berkunjung ke Jepang. Rombongan tersebut terpukau melihat penampilan pasukan beladiri Jepang (Jieitai) yang memakai Toyota FJ40 sebagai salah satu armada tempurnya.
Singkat cerita, pemerintah Indonesia kemudian mendatangkan Toyota FJ40, yang pertama tentu saja untuk kalangan militer. Yaitu menjadi tunggangan pasukan Cakrabirawa atau pasukan pengawal presiden. Makan, tak heran kemudian muncul julukan Toyota FJ40 Cakrabirawa.
Baru ketika PT Gaya Motor (anak perusahaan PT Astra Internasional) merakit Toyota FJ40 di Jl. Sulawesi 2, Tanjung Priok pada 1970 banyak kalangan sipil yang memakai jip ini.
Toyota Land Cruiser merupakan SUV terbaik pabrikan Toyota yang terlihat dan terbukti tangguh saat melintasi medan on-road maupun on-road. Bentuknya pun telah mengalami banyak perubahan dan variasi, mulai dari kesan mobil hardtop yang begitu kaku dan gahar hingga kini yang terlihat begitu dinamis, mewah, dan elegan. Hadir sejak tahun 1950-an, mobil buatan Jepang ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Berawal dari ‘paksaan’ untuk mengakomodasi kebutuhan transportasi militer Amerika Serikat, mobil yang dibuat berdasarkan spesifikasi dan blueprint Jeep Willys ini kemudian berkembang ke seluruh penjuru dunia. Adapun versi pertama dari Toyota Land Cruiser adalah seri BJ dan FJ yang ada pada periode 1951 sampai 1955.
ASAL NAMA LAND CRUISER
Nama Land Cruiser baru muncul pada tahun 1954, yakni beberapa tahun setelah prototipe pertama dikembangkan dan diproduksi. Sepintas terlihat mirip dengan mobil Land Rover, kompetitor yang berasal dari Inggris. Adapun pemilihan nama yang dicetuskan oleh Hanji Umehara sebagai Direktur Teknik ini tidak lain adalah untuk ‘menegaskan’ posisinya sehingga tak dipandang sebelah mata oleh para kompetitor.
REPLIKA JEEP WILLYS
Di tahun 1950, selisih antara Korea Utara dan Korea Selatan memecah hingga menimbulkan perang Korea. Amerika Serikat yang pada saat itu berhasil menaklukkan Jepang pada Perang Dunia II pun berkongsi dengan Korea Selatan. Sebagai suplai kendaraan militer AS dalam pertempuran tersebut, Toyota kemudian didapuk sebagai produsen yang dipercaya untuk membuat 100 mobil dengan spesifikasi persis seperti pada Jeep Willys.
Setahun kemudian, prototipe Jeep BJ mulai dikembangkan. Dengan penggerak empat roda dan tenaga 85 hp/3.600 rpm serta rotasi 215 Nm/1.600 rpm, Jeep BJ dibuat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan Willys. Sekitar enam atau tujuh bulan kemudian, prototipe tersebut diuji ketangguhannya dan berhasil mencapai tingkat keenam Gunung Fuji yang sangat menantang.
DIPRODUKSI SECARA MASSAL
Saat uji ketangguhan mobil tersebut, National Police Agency alias NPA (Badan Polisi Nasional Jepang) turut menyaksikan. Terkesan dengan keandalan prototipe Jeep BJ, NPA pun ikut memesan sebanyak 289 unit untuk kemudian menjadi kendaraan resmi patroli mereka.
Sekitar dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1953, Toyota mulai memproduksi mobil Toyota Jeep BJ secara massal. Produksi tersebut dilakukan di Pabrik Toyota Honsya dan Arakawa Bankin Kogyo yang kini dikenal sebagai ARACO. Adapun bentuk kerangka yang didesain untuk tipe ini adalah 2-door soft-top dengan tata letak FR layout.
Dari segi mesin, Toyota sebelumnya membekali BJ dengan 3,4 L sebelum akhirnya pada tipe F di tahun 1954, Toyota membekali 3,9 L tipe F 125 hp untuk model chassis fire-engine. Sementara itu, jarak sumbu rodanya adalah 2.650 mm atau setara dengan 104, 3 inci.