Mobil ini dimiliki oleh Marius Pratiknjo, anggota PPMKI yang juga memiliki komitmen untuk mengaplikasi teknologi ramah lingkungan di mobil kuno. Versi aslinya, mobil ini menggunakan mesin 600 cc 2 silinder. Konstruksi tergolong sederhana. Bobotnya juga ringan tidak sampai 1 ton, sehingga sangat cocol untuk diubah mesin berbahan bakar minyaknya menjadi mesin bertenaga listrik.
Marius mengusung dinamo DC berdaya 5 kWh dengan 72 volt. Dengan baterainya lithium 60 cell yang memiliki kapasitas 120 ampere, yang dapat menempuh jarak hingga 100 km sampai baterainya habis. Untuk mengecas kembali butuh waktu 5 jam, menggunakan listrik di rumah dengan daya sekitar 2.000 watt.
Mengenai modifikasinya, membutuhkan biaya dibawah Rp 100 juta dan proses pengerjaan sekitar dua bulan.
Karena ubahan sudah melibatkan penggantian mesin, maka mobil ini tidak bisa digunakan di jalan raya. Sebab harus dilakukan uji tipe kembali supaya mobil ini bisa mendapat legalitas di jalan raya.
Mengenai Citroen Mehari berpenggerak mesin listrik ini, salah satu anggota PPMKI EM Samudra mengatkan bahwa, para penggemar mobil klasik pada dasarnya hanya ingin agar mobilnya bisa terus jalan, sedangkan bahan bakar semakin-hari makin langka. Konversi menjadi mobil listrik merupakan solusi, kendati pada akhirnya harus ditebus mahal sebab tidak lagi otentik karena sudah tidak original.
Pabrikan mobil juga tengah berlomba menyiapkan mobil hibrida, listrik dan energi lain seperti Citroen. Perusahaan mobil asal Perancis tersebut lewat rencana produksi massal e-Mehari dalam waktu dekat.
Konon, e-Mehari yang 100 persen dioperasikan sebagai mobil listrik akan mampu melaju dengan kecepatan hingga 100 km/jam serta menempuh jarak hingga 200 km untuk sekali pengisian.Sebelum tahu secara pasti seperti apa wujud dan performa dari e-Mehari, ada baiknya jika mengetahui lebih dalam tentang mobil antik yang bernama Citroen Mehari.
Lahirnya Mehari dilatarbelakangi oleh keinginan Citroen untuk membuat kendaraan lintas alam atau jip yang mampu melintasi medan berat, utamanya di negara-negara Afrika yang menjadi jajahan Perancis. Melalui percobaan yang dilakukannya, Citroen pun melahirkan 2CV yang bertenaga 2 mesin dengan 2 sistem penggerak.
Persoalannya, 2CV dinilai terlalu rumit, sementara untuk kendaraan lintas alam dibutuhkan yang sederhana agar mudah diperbaiki saat terjadi kerusakan. Itu sebabnya Citroen tidak berhenti sampai dengan 2CV dalam upayanya untuk menciptakan kendaraan lintas alam, hingga kemudian lahirlah Citroen Mehari.
Jadi, Mehari sebenarnya merupakan versi jip dari 2CV. Sementara untuk nama yang digunakan, diambil dari nama prajurit Perancis yang menunggang Onta di Algeria yaitu Mehariste.
Lahirnya Citroen Mehari, sebelum ada mobil listrik, tidak dapat dilepaskan dari nama Roland de la Poype, seorang anggota Angkatan Udara Perancis yang pernah terjun dalam Perang Dunia II pada front Soviet. Setelah pensiun, dia mengawali karirnya sebagai industrialis pada bidang plastik.
Dialah yang mendesain Mehari dengan menerapkan rancangan revolusioner pada mobil yang dipresentasikan di hadapan Citroen yaitu memakai bahan dari plastik ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) yang hampir sama dengan bahan yang digunakan untuk pembuatan bodi motor bebek.
Bagi sebagian orang, desain yang diusung Citroen Mehari tidak hanya sederhana, tetapi juga terkesan aneh karena tulangan pada sekujur panel memiliki guratan-guratan yang fungsinya untuk meningkatkan kekuatan panel bodi.
Kesan sederhana dapat langsung ditangkap dari pemakaian dua pintu. Namun demikian, customisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam pilihan karena materialnya yang menggunakan plastik ditambah bentuk atap yang buka-tutup, sehingga pengguna dapat leluasa untuk mengganti jenis dan warna atap.
Jika panel bodi mengalami kerusakan, Citroen telah menjual panel bodi secara terpisah berwarna putih dan mempersilahkan pemilik Mehari untuk mengecatnya sendiri sesuai pilihan. Karena bodi yang berbahan plastik itulah, berat dari Citroen Mehari hanya sekitar 570 kg.
Untuk sektor mekanikal, Mehari tidak jauh berbeda dengan 2CV maupun Dyane 6 yang menggunakan mesin 2 silinder berpendingin udara dengan kapasitas 602cc berkonfigurasi boxer pada bagian depan.
Daya kerja dari mesin tersebut hanya sebesar 32 Hp pada 5750Rpm yang mampu melaju dengan kecepatan hingga 100 km/jam. Sedang sistem kerjanya, tenaga dari mesin disalurkan ke roda menggunakan transmisi 4 percepatan. Selain versi 4X2 terdapat pula versi 4X4 yang menggunakan transmisi manual 3 percepatan. Namun untuk versi 4X4 diproduksi dalam jumlah terbatas yakni sebanyak 1.300 unit.