Selain angka penjualan yang memuaskan, serangkaian penghargaan juga diraih Citroen DS. Salah satunya, yaitu menduduki peringkat ketiga “Mobil Abad Ini” pada jajak pendapat tahun 1999 yang bertujuan untuk membuat peringkat mobil-mobil eropa paling berpengaruh yang pernah diproduksi.
Selain itu, Majalah Classic & Sport Car memberi gelar DS sebagai mobil paling indah sepanjang masa berdasarkan polling dari 20 desainer mobil di dunia, seperti Paul Bracq, Lan Callum, Giorgetto Giugiaro, Leonardo Fioravanti dan sejumlah desainer mobil yang lain.
Berbagai keunggulan yang disuguhkan Citroen DS baik dari sisi tampilan maupun teknologi, berkat dari garapan serius para ahli dibidangnya. Mereka adalah Flaminio Bertoni seorang pemahat sekaligus desainer industri, Andre Lefebvre seorang insinyur penerbangan yang juga desainer mobil, serta Paul Mages yang bertanggungjawab dalam pengembangan suspensi hidropneumatik.
Tidak heran jika mobil yang tersedia dalam bentuk sedan, wagon dan konvertibel ini menjadi perbincangan pada zamannya serta menjadi buruan kolektor mobil eropa klasik beberapa dekade kemudian.
Citroen DS menjadi begitu populer karena memiliki desain aerodinamis dengan bodi futuristik serta teknologi inovatif pada zamannya. Ketika itu banyak yang menyebut DS sebagai contoh nyata dari sebuah revolusi di dunia otomotif dan hasil dari pengembangan teknik yang cemerlang.
Dengan style futuristik dan berbagai fitur terbaru, membuat DS pada era 1950-an dinilai sebagai mobil eropa ’aneh’ yang berada satu langkah di depan teknologi otomotif yang berkembang pada saat itu.
Betapa tidak, pada saat mobil konvensional lainnya menggunakan sistem hidrolik hanya pada rem dan power steeringnya saja, Citroen DS sudah menerapkannya pada kopling, suspensi dan transmisi. Tidak hanya itu, penggunaan sistem hidrolik pada suspensi kendaraan memungkinkan DS melakukan, self-levelling sehingga dapat mencapai handling yang lebih baik.
Selain suspensi hydropneumatic dan sistem levelling otomatis, teknologi terbaru dan untuk pertama kalinya digunakan dalam produksi mobil massal yang diusung Citroen DS adalah power disc brakes alias rem cakram pada roda depan, ground clearance yang bervariasi, gearboks semi-otomatis, serta atap ringan berbahan fiberglass yang dapat mengurangi pusat gravitasi. Boleh dikata, pada saat itu DS merupakan standar baru dalam hal kenyamanan dan keamanan sebuah produk mobil.
Model futuristik serta sejumlah teknologi terbaru yang diusung DS sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak akhir tahun 1930an. Namun, konsep awal DS dikembangkan secara rahasia dan tidak kunjung diproduksi secara massal disebabkan karena berbagai kondisi, salah satunya adalah terjadinya Perang Dunia II.
Seperempat abad kemudian, Citroen DS baru dapat diwujudkan dan diproduksi massal serta diperkenalkan untuk pertama kalinya pada ajang “Paris Motor Show” tahun 1955. Mobil antik yang legendaris ini tidak pernah dijual secara resmi di Indonesia, karena pada saat DS diproduksi, PT Alun yang menjadi ATPM Citroen di Indonesia masih belum berdiri.
Meski begitu terdapat beberapa unit Citroen DS yang masuk ke Indonesia karena dibawa oleh para insinyur dari Perancis yang membangun bendungan di Jatiluhur serta dibawa para pejabat yang bertugas di Kedutaan Perancis di Jakarta