Lantaran itulah mobil yang didesain Robert Opron ini memperoleh penghargaan untuk kategori desain aerodinamis, keamanan serta kenyamanan pada event Car of The Year 1971. Tingkat keamanan dan kenyamanan yang sulit ditandingi tersebut disebabkan karena penggunaan suspensi dengan sistem hidrolik yang membuat mobil dapat menjaga jarak secara konstan antara body mobil dengan jalan terlepas beratnya beban yang dimuat di dalam mobil.
Dengan sistem hidrolik ini ketinggian mobil dapat diatur secara mudah lewat sebuah tuas yang ditempatkan di sebelah kursi pengemudi. Fungsi dari tuas tersebut pada mobil-mobil terbaru selanjutnya diganti dengan tombol elektronik. Mudahnya pengaturan ketinggian mobil tentunya sangat membantu pengemudi saat melintasi jalan yang terjal, sungai yang dangkal atau ketika akan mengganti ban.
Kelebihan suspensi hidrolik tersebut rupanya menarik perhatian pabrikan yang lain. Tak heran, kemudian pada tahun 1965 teknologi buatan Citroen tersebut diadopsi oleh sejumlah produsen mobil untuk melahirkan Rolls-Royce Silver Shadow, Mercedes-Benz 300SEL 6.3, Mercedes-Benz 600 dan beberapa merek mobil lainnya.
Meski telah diluncurkan di Perancis pada tahun 1970, Citroen GS baru masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 1975 – 1990. Meski demikian, pada tahun 1980 produk GS dihentikan dan diganti dengan versi faceliftnya yang diberi nama Citroen GSA. Sementara penjualan GS di Indonesia, masih terus dilakukan sampai dengan tahun 1990.
Tentunya terdapat sejumlah perbedaan antara Citroen GS dengan versi faceliftnya. Perbedaan tersebut diantaranya terdapat pada bagian bumper, grill, tuas pintu, spion, lampu belakang, gearbox serta dashboard. Perbedaan tersebut tidak hanya antara GS dengan GSA saja, tetapi juga antara GS dan GSA yang dirakit di Perancis dengan GS dan GSA CKD (Completely Knock Down) atau kendaraan yang di rakit di dalam negeri (Indonesia).
Hal tersebut disebabkan karena pemegang ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Citroen di Indonesia, yaitu PT Alun melakukan banyak perubahan pada GS dan GSA yang dirakit dan dijual di Indonesia.
Beberapa perubahan pada Citroen GS CKD Indonesia yang membuatnya tidak sama dengan mobil sejenis yang diluncurkan di Perancis diantaranya adalah penggunaan bumper besi berbentuk membulat dengan lis bodi tebal, handle pintu besi membulat dan lis kaca berwarna chrome pada bagian eksterior serta dashboard dengan model membulat serta panel meter analog yang berbentuk bulat pada bagian interior.
Citroen GS menggunakan mesin boxer 4 silinder berpendingin udara dengan kapasitas 1299cc yang ditandemkan dengan transmisi manual 4 percepatan sebagai penggerak roda depan. pada GSA kapasitas mesin tersebut diturunkan menjadi 1220cc, namun tetap dengan konfigurasi mesin yang sama. Hanya saja transmisinya dirubah menjadi transmisi manual 5 percepatan.
Terlepas dari tampilan dan performa mesin, Citroen GS menjadi salah satu mobil kuno yang banyak dicari disebabkan karena keamanan dan kenyamanannya saat dikendarai lewat sistem suspensi hydropneumatic yang dimilikinya.