Sejak kontingen pertama ini, TNI terus dipercaya untuk menjadi pasukan perdamaian di negara konflik. KONGA II kemudian dikirim ke Kongo pada 1960, di bawah misi United Nations Operation in the Congo (UNOC) dengan jumlah pasukan 1.074 orang. Mereka bertugas di Kongo sejak September 1960 hingga Mei 1961.
Setelah menyelesaikan tugas, Pasukan Garuda itu menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Ada yang berupa uang, beberapa peti jarum jahit, ada juga kendaraan roda dua yaitu Vespa rakitan jerman dalam jumlah cukup banyak. Skuter buatan Jerman ini yang jadi pilihan, karena pada saat itu Presiden Soekarno dekat sekali dengan Pemerintah Jerman.
Ada 2 kelas Vespa Congo yang diberikan disesuaikan dari tradisi dunia kemiliteran dalam hal kepangkatan, yaitu Vespa berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, disusul vespa berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.
Maka berseliweranlah vespa-vespa tersebut di jalan-jalan di Indonesia, sehingga vespa dengan pantat bulat tersebut dikenal sebagian masyarakat sebagai Vespa Kongo. Sementara sebagian lain justru menyebutnya dengan nama vespa ndog (telur) karena bagian samping kanan kirinya bulat mirip telur.