Motor Trail Harley "Malaria" Davidson SS 125

Ada banyak jenis sepeda motor yang ada dipasaran. Ada sport, touring, matic, hingga motor  trail. Nah, motor yang terakhir disebut ini cukup unik. Sebab motor trail diciptakan untuk melibas berbagai jenis kondisi jalan, bisa berupa tanah becek, medan berbatu, hingga genangan atau bahkan kubangan  Karena itu desain motor trail ini cenderung minimalis, walaupun ternyata motor-motor trail punya banyak keunikan tersendiri.

Antara lain adalah ukuran ban belakang dan depan yang berbeda. Ban depan pada motor trail biasanya lebih besar dibandingkan ban belakang. Sebab shock depan motor trail lebih panjang dibandingkan motor biasa, karena itu membutuhkan diamater ban yang lebih besar. Selain itu diameter ban depan yang lebih besar akan membuat rider lebih nyaman saat melibas jalan yang jelek sekalipun. Sementara ban yang lebih kecil di belakang akan menambah kegesitan motor.

Biasanya motor-motor trail menggunakan ban depan berukuran 21 sementara ban belakang 18. Tapi ada juga yang menggunakan ban depan berukuran 19 dengan ban belakang 16. Yang pasti, diameter ban depan selalu lebih besar dari ban belakang.

Demikian juga dengan jenis bannya. Ban pacul biasanya dipakai khusus untuk motor trail ini.  Motor trail didesain untuk digunakan pada jalan ekstrem (off-road), karena itu butuh daya cengkeram dari ban pacul, agar mampu menghadapi kondisi jalan basar, curam, dan sebagainya.

Ada banyak perusahaan di berbagai negara yang memproduksi motor trail. Termasuk perusahaan sepeda motor asal Amerika Serikat, Harley Davidson, yang menjadi salah satu brand yang terkenal di dunia roda dua, dengan ciri khas sepeda motor bergenre touring dengan bodi gagah dan suara yang menggelegar. Tapi siapa sangka bahwa pabrikan motor asal negeri Paman Sam ini pernah memproduksi motor trail  untuk lintasan off-road.

Di Indonesia motor trail  ini mendapat julukan Harley Malaria atau HD Malaria. Begini sejarahnya, pada era 70an dulu, Indonesia mengalami kejadian luar biasa berupa wabah malaria yang banyak terdapat diwilayah pedalaman Indonesia. Pemerintah dalam hal ini kementrian kesehatan lalu menugaskan banyak dokter untuk mengobati korban malaria ini. Para dokter ini diberi bekal sebuah motor trail Harley Davidson SS125 untuk menjangkau wilayah-wilayah pelosok yang akses jalannya belum tidak semua bagus pada waktu itu. Dari sanalah akhirnya motor ini diberi nama Harley Malaria.

Desain SS 125 ini terlihat seperti motor trail pada umumnya. Berat motor yang hanya 112Kg dan tampilan minimalis membuat motor ini terlihat kecil. Tangki bensinnya  sederhana dengan kapasitas bahan bakar maksimal sebanyak 10,5 liter.

Sebagai motor lintas alam, motor ini punya fitur-fitur ala motor trail yang sederhana untuk memudahkan perawatannya, seperti rem teromol depan belakang, shockbreaker depan panjang dan shock belakang ganda yang juga cukup panjang dan spakbor yang cukup tinggi letaknya agar tidak terhambat oleh lumpur yang terdapat di ban kala melintasi jalanan becek.

Mesinnya hanya  1 silinder 2 tak dengan kapasitas 125cc saja. Untuk suplai bahan bakarnya, digunakan sebuah karburator del orto. Mesin ini memiliki rasio kompresi sebesar 10,8:1 yang membuatnya mampu menghasilkan tenaga sebesar 13Hp pada 7000Rpm.

Untuk transmisinya digunakan transmisi manual 5 percepatan. Mesin SS 125 ini berbeda dengan mesin Harley-Davidson Hummer atau Harley-Davidson bermesin 1 silinder 2 langkah lainnya, karena mesin motor trail SS 125 ini dibuat oleh Aermacchi.

Walaupun merknya Harley-Davidson, namun ternyata motor ini sejatinya merupakan hasil karya Aermacchi, sebuah perusahaan pembuat pesawat terbang asal Italia yang setelah perang kemudian membuat divisi sepeda motor. 

Divisi sepeda motor ini kemudian dibeli sahamnya sebesar  50% oleh Harley Davidson pada tahun 1960 dan sisanya pada tahun 1974. Namun pada tahun 1978, divisi sepeda motor ini akhirnya dijual ke Cagiva karena Harley-Davidson tidak tertarik mengembangkan mesin 2 langkah, setelah kementrian lingkungan hidup Amerika memperketat standar emisi kendaraan bermotor saat itu.

Motor trail Harley-Davidson SS 125 ini di Indonesia hanya masuk melalui kementrian kesehatan, untuk transportasi dokter ke tempat yang terkena wabah malaria saja. Warna asli motor ini pada waktu itu hanya merah dengan rangka yang berwarna hitam. Bentuknya yang terlihat seperti motor trail pada umumnya pada masa itu membuat banyak orang tidak tahu mengenai keberadaan motor trail  yang kini hanya dijadikan barang koleksi.

Dibaca 2759 kali Terakhir diubah pada Kamis, 03 Maret 2022 06:18

Chevrolet Hengkang dari Indonesia, Bagaimana Nasib Mobilnya?

Ketika sebuah Agen Pemegang Merek (APM) hengkang dari Indonesia, satu hal yang dikhawatirkan adalah ketersediaan onderdilnya. Mengingat spare part mobil sudah menjadi kebutuhan wajib, terutama komponen fast moving yang harus diganti rutin. Chevrolet adalah salah satu merek mobil yang menghentikan… Baca selengkapnya...