Jalan Berliku Jatayu: Ingin Eksis Namun Ditelan ‘Krisis’

Umumnya motor-motor yang beredar di Indonesia sekarang berkapasitas 100 cc hingga 150 cc saja. Tak mengherankan jika para pabrikan motor di negeri ini, yang sebenarnya merupakan pabrikan Jepang (mayoritas) lebih memilih menghadirkan motor dengan kapasitas kecil. Padahal, dulu sejatinya Indonesia pernah memiliki motor yang besar alias motor gede (Moge). Berbanding terbalik dengan motor buatan Jepang yang kini mendominasi pasaran, Jatayu memiliki jalan yang berliku untuk ‘berdiri’. Keinginannya untuk eksis harus terkikis lantaran krisis melanda negeri ini. Seperti apa kisah dari Jatayu, motor asli Indonesia, berikut ulasannya.

Namanya memang ‘keren’, ‘Jatayu’ adalah sebuah hewan mitologi yang diambil dari kisah pewayangan Ramayana. Seperti diketahui Ramayana membicarakansoal kisah Ramawijaya yang ingin membebaskan Shinta dari Rahwana, raksasa nan jahat. Dalam kisah pewayangan legendaris ini, Jatayu merupakan semacam burung garuda yang sakti. Jatayu sendiri tampil sebagai tokoh yang berupaya menyelamatkan Shinta dalam peperangan dengan Rahawana. Nahas, Jatayu yang sakti itu terbunuh setelah Rahwana memotong salah satu sayapnya.

Ending dari kisah menyedihkan ini rupanya juga dialami motor Jatayu yang semula digadang sebagai motor gede andalan Indonesia. Motor Jatayu semula lahir atas prakarsa Robby Djohan, sosok yang kemudian dikenal kemudian sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dan juga Priandhi Satria. Mereka bertekad mendorong majunya industri perakitan sepedan motor bermesin besar di Indonesia pada tahun 1990-an. Kala itu, PT Nusacipta Jatayu yang menaungi produksi motor Jatayu. Perusahaan tersebut menggelontorkan dana 1,2 miliar untuk membuat Jatayu benar-benar siap dilempar ke pasar.

Dari nilai investasi tersebut, 300 juta digunakan untuk membangun pabrik di Cikarang, sedangkan sisanya untuk modal komponen. Tiga dealer di 3 kota berbeda pun disiapkan, yaitu di Jakarta, Bandung bahkan Bali, propinsi di luar Jawa.

Meski disebut sebagai motor buatan Indonesia, sejatinya Jatayu tak sungguh-sungguh ‘asli Indonesia’. Jatayu sebenarnya merupakan motor yang dirakit dengan komponen aftermarket Harley-Davidson yang kemudian diberi merk sendiri.  Sebagai contoh, mesinnya memakai buatan SSS, setang kemudi menggunakan aksesoris dari Arlenn Ness dan berbagai komponen buatan pabrik lainnya yang kemudian dirakit.

Kendati demikian, tak dipungkiri pula, jika Jatayu juga menggunakan komponen lokal, seperti pada cat, fiberglass, krom, serta kabel-kabel elektrik. Uniknya lagi, Jatayu bisa dirakit sesuai request. Artinya, pembeli yang menginginkan pemasangan onderdil tertentu bisa saja membawanya sendiri dan kemudian dipasang di Jayatu yang akan dipinang.

Hal ini membuat antara tipe Jatayu satu dengan lainnya tidak sama. Bahasa keren ‘jaman now’ mungkin bisa disebut limited edition. Namun, secara umum, Jatayu hadir dalam 3 model, yaitu, FXR, Soft Tail dan custom. Harga jualnya kala itu sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta. Untuk ukuran waktu itu, angka tersebut sangat tinggi, karena dengan nominal yang sama sudah bisa dibelikan satu unit mobil Timor. Harga bahkan bisa lebih mahal lagi bahkan, mengingat konsumen bisa menggunakan komponen pilihan yang disukainya.

Meski hadir dengan keunikan tersebut, tetapi Jatayu bukan sebuah pabrik besar dan tidak pula memiliki lisensi Harley-Davidson. Oleh karena itul, produksinya pun terbatas untuk menghindari perselisihan dengan perusahaan otomotif yang memang masyur dengan Moge-nya itu.

Satu masalah ini sudah membuat ruang gerak Jatayu tak bebas bahkan di negerinya sendiri. Masalah lainnya pun menghadang, yaitu harga Jatayu sebagai disebutkan di atas, rupanya lebih mahal dari harga Harley-Davidson asli yang ada di Indonesia pada periode 1990-an. Tentu saja, hal ini membuat konsumen berpikir dua kali untuk meminangnya. Mereka akan membandingkan dengan Harley-Davidson yang sudah jelas baik kualitasnya bahkan pasarannya luas dan memiliki layanan purna jual yang jelas pula.

Puncak dari masalah tersebut adalah krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998, sehingga membuat Jatayu yang tengah merintis jalan untuk eksis, malah keberadaanya tersingkir.

Toyota Land Cruiser BJ40, Besar Tenaganya Tapi Irit Solarnya

Toyota adalah nama produsen Jepang yang sama sekali tak bisa diremehkan keberadaannya. Pabrikan satu ini dikenal piawai meracik berbagai model mobil. Bukan hanya parasnya yang menawan, melainkan juga memiliki ketangguhan. Beberapa diantaranya bahkan dirancang khusus sebagai kendaraan yang sanggup melibas segala medan. Salah satu dari seri yang dirancang demikian adalah Toyota Land Cruiser FJ40. Baca selengkapnya...

BMW Motorrad R25, Produk ‘Revisi’ Gara-gara Kalahnya NAZI

Dunia industri dan politik bak dua keping mata uang yang tak terpisahkan. Keterkaitan antara satu sektor dengan lainnya begitu erat. Contoh ini bisa dilihat di Indonesia, di mana cikal bakal motor nasional SMI Expressa yang dikembangkan di akhir 1990an terpaksa hanya menjadi cerita, karena gagal melenggang akibat kisruh politik 1997/1998 dan krisis moneter. Demikian halnya dengan BMW motorrad R25 yang merupakan produk ‘revisi’ akibat kalahnya NAZI Jerman dalam Perang Dunia ke-2. Baca selengkapnya...
Inilah Penampakan Bus Tayo Asal Sukoharjo yang Viral Di Media Sosial

Inilah Penampakan Bus Tayo Asal Sukoharjo yang Viral Di Media Sosial

Tayo adalah tokoh utama di serial animasi Korea Selatan "Tayo The Little Bus". Film kartun ini kemudian di-dubbing ke bahasa Indonesia dan tidak butuh waktu lama langsung menjadi tontonan favorit anak-anak disini. Tayo berwujud bis Hyundai Super Aero City, yang memiliki dua mata sebagai pengganti sepasang lampu, dan mulut di antara keduanya. Desain karakter di kartun ini mirip dengan animasi film Cars dari Disney Pixar. Baca selengkapnya...

Chevrolet LUV: Dari Sejarah Hingga Solusi Permasalahan Yang Kerap Dialami Penggunanya

Setiap merek mobil, pasti memiliki satu seri yang hampir selalu menjadi legenda. Demikian juga dengan Chevrolet, ada satu seri yang tak lekang oleh jaman yaitu Chevrolet LUV. Karena kehandalannya, mobil ini pernah menjadi andalan para pekerja dijamannya. Baca selengkapnya...