TRANSLATE

Serba Serbi Daihatsu Charmant, Moyangnya Kendaraan Rebadge di Indonesia

Jauh sebelum produk mobil rebadge seperti Xenia-Avanza, Terios-Rush, dan Calya-Agya ada, rupanya Daihatsu dan Toyota pertama kali melakukan terobosan tersebut pada produk Daihatsu Charmant dan Corolla DX. Secara sederhana pengartian istilah rebadge sendiri adalah produk otomotif keluaran dua pabrik yang memiliki model, desain dan teknologi yang sama. Kemunculan keduanya menjadi pelopor jenis rebadge pertama di Tanah Air yang ikut menyemarakan jajaran produk sedan kompak di eranya.

Pada awalnya, Daihatsu Charmant diproduksi di Jepang dari rentang 1974 hingga 1987, hingga pada akhirnya penjualannya dihentikan pada 1988 untuk digantikan dengan Daihatsu Charade Classy.

Generasi kedua Daihatsu Charmant pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 melalui sebuah pagelaran otomotif Frankfurt Motor Show dengan mengusung tipe LD, LC, dan LE. Akan tetapi, kehadirannya baru tiba pertama kali di Indonesia pada 1983 dengan mengusung tipe LD. Namun begitu, tipe LE masih tetap bisa ditemukan karena dibawakan oleh jasa importir umum dan kerap digunakan oleh pejabat pemerintah.

Sektor dapur pacunya memiliki mesin karburator berkode 4A-C dengan kapasitas 1,6 L. Tenaga yang mampu dihasilkan maksimal olehnya, yaitu sebesar 82 Hp/ 5.600 Rpm dengan torsi puncak 130 Nm/ 3.000 Rpm yang dialirkan ke penggerak roda belakang, serta dukungan transmisi manual 5 percepatan. Mesin tersebut serupa dengan yang ditanamkan pada dapur pacu Toyota Corona Ex-Saloon AT151 berpenggerak roda depan. 

Jika menengok dari segi fiturnya, penyematannya terbilang cukup biasa-biasa saja pada keluaran awalnya. Namun begitu sejumlah fitur yang lengkap dan canggih mulai disematkan jelang produksi akhirnya di tahun 86-87, seperti power steering, tuas pembuka tangki bahan bakar, central lock, dan power window. Sementara itu, Corolla DX tetap bertahan dengan keminiman dalam fitur elektrik, seperti bukaan jendelanya yang masih manual.

Fitur yang paling menonjol dari Daihatsu Charmant adalah keberadaan cool box yang diperuntukan sebagai pendingin minuman. Keberadaan fitur ini menjadi sebuah kejutan yang membuatnya mampu mendobrak pasar otomotif pada saat itu. Padahal pada saat itu keberadaan cool box juga terbilang cukup jarang, bahkan pada mobil-mobil mewah sekelas sedan buatan Eropa.

Meskipun kemunculannya merupakan versi rebadge dari Corolla DX, mobil ini dipasarkan secara terpisah dan dijadikan pesaing utama dari Charmant bersamaan dengan Mitsubishi Lancer SL. Sasis Charmant memang memiliki basis yang sama dengan Corolla DX, tetapi sejumlah perbedaan tetap dapat terlihat dari keduanya.

Keberadaan Charmant lebih menyasar target eksekutif muda, sementara Corolla menyasar pangsa yang lebih merakyat. Penamaan Charmant sendiri berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘Charming’ atau ‘Menawan’ dalam bahasa Indonesia.

Apabila menilik dari bagian eksteriornya, DX dan Daihatsu Charmant memiliki sejumlah perbedaan pada beberapa titik, seperti grill, bentuk bumper dan lampunya. Dari sisi samping, frame kaca pintu belakang Charmant terlihat terpisah, sementara Corolla tampak menyatu. Akan tetapi, pemisahan tersebut membuat potongan pintu pada Charmant cenderung lebih miring.

Pada bagian ekornya, charmant tampil lebih menawan karena masih menonjolkan bentuk yang lebih bulat, dibanding Corolla DX yang justru terlihat kotak tegas. Desain lampu belakangnya memiliki garis potongan yang cenderung membuatnya tampak seperti roda empat American Style. Padahal model tersebut sangat jarang diadopsi oleh mobil keluaran Jepang pada tahun-tahun tersebut. Lis krom yang mengelilingi kaca Charmant membuat kesan roda empat keluaran Honda ini jauh lebih elit dibanding Corolla. Dari segi kualitas, sudah barang tentu Charmant jauh lebih unggul.

Dari segi interior, mobil ini memiliki penampakan bagian kabin yang cukup menyerupai Corolla DX. Namun, keseluruhan skemanya didominasi warna beige seperti pada bagian dashboard, door trim, hingga jok. Selain itu, ornamen panel kayu yang melintang di bagian dashboard mampu memberi kesan mewah.

Menengok dari sisi keunggulannya, kendaraan yang satu ini memiliki segudang kelebihan yang mampu membuat banyak orang berburu untuk memilikinya. Seperti desainnya yang terbilang cukup elegan untuk ukuran sedan kompak pada zamannya. Ditambah mesinnya yang bandel dan kelancaran dalam akselerasinya sangat cocok untuk digenjot pada kecepatan tinggi. Para pemilik pun bisa dengan mudah mengganti mesin 4A-GE yang tertanam di dalamnya tanpa khawatir akan memberikan dampak pada performanya.

Seperti kebanyakan teknologi lainnya, Daihatsu Charmant tak terhindar dari kelemahan yang menghinggapinya. Diantaranya adalah bodi mobilnya yang rentan keropos. Suku cadang mesinnya juga terbilang terbatas dan cukup sulit didapatkan. Saat ini, untuk menemukan unit mobil ini dalam keadaan yang masih bagus tergolong cukup sulit. Hal ini juga disebabkan karena peredarannya sudah termasuk langka. Untuk harga jualnya juga terbilang gelap atau tergantung pada keinginan pemiliknya.

Dengan penanaman komponen mesin serta dudukannya yang nyaris serupa dengan mobil legenderasi Toyota AE86, tak heran kendaraan ini cukup disegani untuk beradu pada ajang motorsport. Daihatsu Charmant juga memiliki nilai historis yang cukup tinggi di berbagai belahan dunia dalam hal modifikasi mesinnya.

Namun begitu reputasi tersebut masih kalah dengan Corolla DX yang merupakannya kembarannya sendiri. Selain itu, depresiasi harga yang tinggi membuat harga jualnya terkadang menjadi anjlok di pasaran. Bagi pengguna Corolla DX, reputasi tesebut diatas tidak semua benar. Ada beberapa penyakit Corolla DX yang wajib diwaspadai. Simak cara mengatasinya!