Berawal pada 1979, Tun Mahathir Mohamad selaku Bapak Modernisasi Malaysia yang kemudian menjadi deputi Perdana Menteri Malaysia, memunculkan ide untuk mendirikan perusahaan perakitan otomotif dan industri manufaktur di Malaysia.
Dengan tujuan untuk mempercepat kemampuan industrialisasi Malaysia dalam mengimbangi negara-negara maju. Keinginannya mulai terlaksana ketika Kabinet Malaysia menyetujui Proyek Mobil Nasional pada tahun 1982. Proton secara resmi didirikan pada tanggal 7 Mei 1983.
Setelah berhasil menjual Proton Saga sebagai mobil pertama Proton. Pada tahun 1993 dikenalkan model baru bernama Proton Wira. Makna dari nama Wira sendiri adalah "pahlawan" dalam bahasa Melayu. Proton Wira sesungguhnya adalah pembaruan dari Mitsubishi Lancer, yang generasi sebelumnya menjadi rancang dasar Proton Saga, namun Proton Wira ini kelasnya setingkat diatas Saga .
Sepintas rancang bangun Proton Wira menang mirip dengan Mitsubishi Lancer generasi kelima atau yang di Indonesia dikenal juga dengan Lancer le Dan Gan dengan kode sasis CB. Namun ketika dilihat secara detil, fascia depan Proton Wira terlihat lebih membulat dibandingkan Lancer dan bahkan lebih mirip dengan Mitsubishi Mirage.
Siluet Lancer juga terlihat dari samping, meskipun bagian belakangnya terlihat lebih panjang. Jika dilihat dari belakang, baru terlihat lampu belakang Proton Saga terlihat lebih besar, mirip Mitsubishi Galant Hatchback namun dengan garnish yang berbeda. Proton Wira dijual resmi di Indonesia berupa sedan 4 pintu. Namun Proton Edar Indonesia sebagai produsen Proton, juga memasukkan varian pickup ute dari Wira dengan nama Proton Arena yang juga dikenal di Australia sebagai Proton Jumbuck.
Tidak dijual secara resmi, Proton Arena hanya digunakan sebagai mobil servis lapangan oleh Proton. Ketika Proton di Indonesia tutup pada 2019, Proton Arena ini kemudian dijual sebagai mobil bekas.
Proton Wira yang dijual di Indonesia, hanya tersedia versi yang menggunakan mesin Mitsubishi 4G15P, sama dengan mesin Mistubishi Lancer Dangan GLX dan Lancer LeDangan GLX, namun dengan beberapa modifikasi dari Proton yang memberinya tambahan kode P. Mesin dengan konfigurasi 4 silinder segaris SOHC 12 valve berkapasitas 1500cc dan sudah injeksi sanggup menghasilkan tenaga sebesar 89Hp pada 6000Rpm dan torsi 126Nm pada 3000Rpm. Untuk menggerakkan roda depannya digunakan transmisi manual 5 percepatan atau otomatik 3 percepatan.
Untuk kelengkapan yang ditawarkan, Proton Wira di Indonesia baik untuk kebutuhan taksi maupun pribadi memiliki kelengkapan yang sama. Mobil ini sudah dilengkapi dengan AC, Power Steering, dan Radio/Tape. Untuk keselamatan hanya tersedia rem cakram depan dan rem belakang teromol serta sabuk pengaman 3 titik di depan. Sisanya masih serba manual begitu pula dengan aksesorisnya yang cukup minim seperti misalnya hanya tersedia velg kaleng dengan tambahan dop.
Di Indonesia, Proton Wira banyak dugunakan sebagai taksi oleh beberapa operator seperti Puskopau Taxi, Putra Taxi, Intan Pusaka Taxi dan Mersindo Taxi yang menjadi pelanggan dari PT Proton Tracoma Motors yang merakit Proton Wira di Indonesia sejak 2004.
Meskipun baru dirakit secara CKD di Indonesia pada 2004, namun pada tahun 2001 Proton bersama dengan PT Ningz Multiusaha membuka ATPM PT Proton Edar Indonesia dan sudah menjual Proton Wira sedan yang dijual berdasarkan mekanisme AFTA (ASEAN Free Trade Area).
Kelak meskipun pamor Proton Wira meredup pada tahun 2008, namun Proton Wira masih ada stock yang belum terjual hingga tahun 2010 untuk tahun rakitan 2007. Meskipun sangat populer di Malaysia, namun ceritanya lain di Indonesia. Proton Wira tidak populer karena dianggap sebagai mobil taksi yang mengakibatkan turunnya nilai prestis bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Kualitasnya juga dikeluhkan buruk dibandingkan dengan mobil Jepang. Diperparah lagi konflik politik antara Indonesia dan Malaysia mengakibatkan adanya sentimen jelek terhadap mobil Proton di Indonesia.