GAZ-69 cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia karena digunakan sebagai kendaraan operasional TNI (d/h ABRI) pada dekade 1960-1970. Kepopulerannya bahkan bisa disandingkan dengan Willys buatan Amerika Serikat.
SEJARAH KEBERADAAN GAZ-69 DI INDONESIA
Sejarah mobil di Indonesia tercatat dalam buku yang ditulis oleh Mikhail Tsyganov, seorang wartawan asal Soviet yang pada masa itu pernah menetap sepuluh tahun di Indonesia. Mikhail Tsyganov adalah alumni dari Institut Negara Asia dan Afrika di Universitas Negeri Moskow jurusan Sejarah Indonesia. Setelah lulus, ia tinggal beberapa waktu di Indonesia dan membuat banyak sekali catatan, salah satunya tentang GAZ-69.
Menurutnya, keberadaan GAZ-69 di Indonesia berawal dari serangkaian tes untuk memilih kendaraan yang akan dipakai sebagai mobil operasional oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pada saat itu yaitu sekitar tahun 1958, ABRI memang membutuhkan kendaraan tempur ringan untuk menggantikan kendaraan peninggalan jaman agresi militer Belanda.
Syaratnya cukup berat, selain tangguh tampilan mobil tersebut juga harus sederhana sehingga dapat membaur di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dari sekian banyak merk, akhirnya ABRI hanya memilih 5 kendaraan sebagai kandidatnya, yaitu GAZ-69, Land Rover Series II, Austin Gipsy, Steyr Puch Halflinger dan DKW Munga.
Selama 50 hari, 5 kendaraan ini diwajibkan menempuh jarak 4.000 kilometer, atau setara dengan jarak mengelilingi pulau Jawa sebanyak dua kali. LIma kendaraan tersebut juga wajib melakukan simulasi mendaki gunung dengan membawa beban berat berupa batu yang diibaratkan sebagai meriam,
Salah satu koran ternama di Indonesia, membuat artikel khusus untuk kompetisi tersebut dengan judul: "Uji Coba Terbesar dan Terberat Untuk Mobil-mobil Eropa Yang Pernah Ada di Indonesia". Bagaimana tidak, medan yang dilalui sangatlah sulit, mulai dari melalui pasir vulkanik hitam pesisir Jawa, hingga memanjat hutan di sekeliling gunung berapi.
Ujiannya semakin berat karena 5 unit kendaraan ini tidak diizinkan berhenti, selain mengisi bahan bakar, memberi pelumas dan pergantian pengemudi. Belum lagi harus menghadapi kondisi keamanan pada waktu itu yang sangat tidak kondusif, karena sepertiga Jawa Barat dikuasai oleh kelompok Darul Islam yang setahun sebelumnya mencoba membunuh Bung Karno, walaupun gagal.
Di akhir perlombaan, GAZ 69 dinyatakan sebagai pemenang karena mobil ini tidak mendapat masalah berarti.
Para pesaingnya seperti Land Rover Series II gagal menyebrangi sungai hingga harus dibantu oleh GAZ-69 untuk menariknya ke daratan.
DKW Munga tidak kuat menanjak melewati bukit, Sedangkan Austin Gipsy mengalami kerusakan cukup parah pada beberapa bagian. Akibatnya mobil tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan.
KELEBIHAN LAIN GAZ-69
Selain telah terbukti tangguh menjelajahi berbagai jenis medan, ternyata ada faktor lain yang membuat GAZ 69 mengungguli para pesaingnya yaitu:
- Daya angkutnya cukup besar hingga bisa memuat 10 orang prajurit.
- Harganya paling murah dibandingkan pesaingnya, yaitu hanya 1800 Dollar Amerika.
Pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan membeli 4.000 unit GAZ 69 dan selanjutnya AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) membeli lagi GAZ 69 ini sebanyak 400 unit.