Seperti halnya Datsun Sunny B120 alias Datsun Curut, Datsun GN620 juga terlahir sebagai mobil dengan bak terbuka alias pick up. Bedanya, jika Datsun Curut jadi kendaraan lapangan pejabat Pertamina, GN620 jadi kendaraan angkutan. Semua beban berat, GN620 sanggup ‘memikulnya’. Tak heran jika di zamannya, mobil ini menjadi kendaraan andalan di dunia usaha.
Hadir di Indonesia dengan dua varian sasis, yaitu panjang dan pendek, GN620 lahir di kampung halamannya, Jepang pada 1972 silam. Mobil ini sebenarnya adalah generasi ke-4 dari Datsun small truck yang sudah hadir sejak 1955 silam.
Dari sisi bodi, mobil ini memiliki ornamen bodi samping di dekat knob pintu depan atau lebih sering disebut sebagai ‘Wing Line’ ata ‘Bullet Side’. Di dekat fender depan juga terdapat emblem Datsun 1500 dan Datsun 1300, tergantung dari serinya. Ciri yang juga ada di mobil ini dan dijumpai pada kebanyakan Datsun keluaran 70-an adalah penggunaan spion pada bagian fender depan. Hal ini membuat kesan klasik begitu melekat padanya.
Datsun GN620 sasis pendek menyunggi mesin seri J13 dengan kapasitas 1300 cc dan mampu menghasilkan tenaga 67Hp. Sementara tipe sasis panjang mengusung mesin J15 berkapasitas 1500 CC. Kedua jenis tersebut sama-sama menggunakan karburator sebagai pemasok bahan bakarnya. Selain itu, keduanya juga kompak digabungkan dengan gearbox manual 4 speed Nisssan F4W63 untuk keluaran 1972 sampai 1973 dan gearbox manual 4 speed Nissan F4W71 dari 1973 sampai 1979.
Dengan kapasitas mesin yang dimiliki itu, Datsun GN620 dikenalsebagai mobil bandel. Dalam kondisi ‘sehat’ tentunya, mobil ini sanggup diajak melaju di medan berat bahkan dengan beban berat sekalipun. Meski tenaga besar, tetapi jangan ditanya soal kecepatan! Terlahir sebagai mobil angkutan, GN620 agak kurang kompak diajak ngebut! Perlahan namun pasti, mobil ini mampu menerabas medan berliku, menanjak bahkan di kawasan pegunungan sekalipun ‘mengantarkan’ pesanan ‘tuannya’, seperti komoditas dagangan, pasir hingga hasil hutan.
Hal ini tidak berlaku pada zamannya saja, melainkan juga pada GN620 yang masih dapat dijumpai kini. Banyak kalangan pecinta mobil kuno yang menjatuhkan pilihan pada GN620 karena ‘jarang rewel’.
Meski demikian, tak dipungkiri jika mengendarai mobil ini pengendaranya sedikit‘ngos-ngosan’. Pasalnya, stirnya masih manual (belum power streering ), berat banget! Anda yang belum pernah mengendarai mobil tanpa power steering mungkin akan kaget. Namun, bagi Anda yang sudah biasa membawa mobil lawas, tak akan masalah dengan hal itu. Sebaliknya, mungkin Anda akan terperangah dengan kemampuannya. Di usianya yang tak lagi muda, sisa-sisa tenaga GN620 masih patut diacungi jempol.
Namun jika ingin merawat mobil kuno yang di ‘masa mudanya’ dijadikan kuda beban ini, butuh tenaga dan pikiran ekstra dibandingkan memelihara mobil klasik yang sedari awal kemunculannya menjadi tunggangan orang berkelas, sedan misalnya.