Cara Modifikasi Suspensi Suzuki Jimny Agar Lebih Nyaman

Suzuki Jimny tergolong mobil dengan model Sport Utility Vehicle (SUV), yang didesain untuk melewati jalanan off road, heavy duty, bukan mobil yang mengedepankan kenyamanan. Namun banyak yang mengeluhkan bantingan duspensinya. Padahal jika dibandingkan SUV lain, bantingan dari suspensi standar Jimny sebenarnya tidak begitu keras. Alih-alih memodifikasi suspensi Jimny agar bisa lebih nyaman, banyak yang melakukannya dengan cara yang salah kaprah hingga malah menjadi lebih keras.

Memodifikasi suspensi dengan cara mem-press atau roll per agar mobil jadi tinggi, dengan harapan bisa lebih empuk, sudah menjadi hal yang umum dilakukan. Padahal cara tersebut dapat membuat kacaunya kekakuan per/spring rate dan mengubah rasa asli dari Jimny. Selain itu juga dapat membuat fleksibilitas Jimny menjadi lebih buruk. Akibatnya bantingan mobil jadi keras, travel suspensinya kaku, tidak stabil, juga limbung.

Padahal jika melakukan modifikasi yang sesuai aturan  yaitu dengan menghitung semua perubahan yang akan dilakukan, suspensi Jimny bisa dibuat lebih nyaman dibandingkan standarnya.

Satu cara menaikan tinggi kendaraan yang benar adalah dengan menerapkan Spring Over Axle System (SPOA), yaitu memindahkan per daun dari bawah gardan, ke atas gardan mobil. Atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ‘pegas di atas gandar’, mengacu pada posisi pegas daun dalam kaitannya dengan poros roda.

Istilah pegas di atas gandar, banyak diterapkan pada kendaraan yang menggunakan  sistem suspensi penggerak empat roda. Tujuannya adalah untuk meningkatkan  ground clearance. Caranya dengan membuat bantalan (dudukan) pegas/per yang baru di rumah gandar (gardan), agar  gandar bisa dipasang dengan posisi di bawah pegas daun. 

Sampai saat ini, SPOA dianggap sebagai metode termudah dan paling hemat biaya untuk menaikkan kendaraan dua hingga tiga ukuran standar, atau naik sebanyak 4-6,5 inci. SPOA dapat dilakukan dengan beberapa cara, selain membuat bantalan (dudukan) pegas/per yang baru . juga dapat dilakukan dengan memasang pegas tambahan yang disatukan dengan pegas asli, atau dengan melengkungkan kembali pegas aslinya. Pada kendaraan yang digunakan murni untuk off-road, umumnya mengkombinasikan  beberapa metode tersebut.

Secara umum, SPOA hanya dapat diterapkan pada kendaraan yang menggunakan pegas daun di gandar depan atau belakang. Untuk kendaraan yang menggunakan pegas koil (per keong)di bagian depan dan pegas daun di bagian belakang, cara  menyamai ketinggian pegas belakang yang sudah dinaikkan, biasanya diakali  dengan menggunakan pegas koil (per keong) yang lebih tinggi untuk ditempatkan pada suspensi di bagian depan.

Sedangkan pada mobil dengan  suspensi depan yang menggunakan batang torsi, untuk menyamai tinggi pada suspensi belakang yang menggunakan pegas atas gandar, batang torsi harus disetel ke ketinggian maksimalnya. Jika suspensi batang torsi tidak dapat disetel cukup tinggi, maka kit pengangkat aftermarket yang dirancang khusus untuk suspensi batang torsi dipasang di bagian depan kendaraan untuk mendapatkan ketinggian yang diperlukan agar sesuai dengan sistem pegas di atas poros belakang.

Praktisnya, untuk mendapatkan ketinggian tambahan, para pemilik  kendaraan mengganti pegas dengan ukuran yang lebih panjang. Namun untuk mendapatkan ketinggian maksimum, banyak yang lebih suka menggunakan kit pengangkat kendaraan aftermarket dapat dibeli di  toko perlengkapan mobil.

Dibaca 1608 kali Terakhir diubah pada Sabtu, 04 Jun 2022 08:01

Chevrolet Hengkang dari Indonesia, Bagaimana Nasib Mobilnya?

Ketika sebuah Agen Pemegang Merek (APM) hengkang dari Indonesia, satu hal yang dikhawatirkan adalah ketersediaan onderdilnya. Mengingat spare part mobil sudah menjadi kebutuhan wajib, terutama komponen fast moving yang harus diganti rutin. Chevrolet adalah salah satu merek mobil yang menghentikan… Baca selengkapnya...