Mobil Klasik Buatan Jerman Susah Dirawat Adalah Asumsi Yang Salah!

Jerman adalah negara yang sudah sejak dulu terkenal piawai membuat mobil berkualitas.  Negara ini termasuk  satu dari empat produsen otomotif utama dunia dan produsen mobil terbesar di Eropa. Sekitar 29% dari total produksi Eropa berasal dari Jerman, yang dihasilkan oleh tujuh perusahaan otomotif.

Yaitu: Audi AG, Volkswagen AG, BMW AG, Daimler AG, Dr. Ing. h.c. F. Porsche AG, Adam Opel AG dan Ford-Werke GmbH.

Sejak jaman dahulu, produk mobil dari Jerman terkenal dengan beberapa keistimewaannya. Mesinnya diakui tahan banting dengan performa yang  mumpuni, meski harus diimbangi dengan kualitas dan volume bahan bakar yang diatas rata-rata.

Standar keselamatan mobil produk Jerman termasuk yang tertinggi, oleh sebab itu dilengkapi dengan berbagai fitur-fitur yang canggih untuk menjamin keamanan penggunanya Termasuk pemakaian material kualitas prima untuk membuat bagian bodinya. 

Dan satu lagi yang tidak bisa dibantah, eksterior dan interiornya tergolong kelas premium yang mewah. Semua kelebihan tersebut, membuat mobil produk Jerman berbeda dan tidak pasaran. Sekaligus membuat penggunanya menjadi spesial.

Di Indonesia, mobil produk Jerman telah dikenal sejak lama, yaitu pada jaman Raja Surakarta Pakubuwono ke X alias PB X. Beliau adalah pemilik mobil pertama di Indonesia, yaitu sebuah mobil Mercedes-Benz Victoria Phaeton, yang dibeli dengan harga 10 ribu gulden.

Cukup mahal dan  PB X harus menunggu selama satu tahun, sebelum akhirnya didatangkan langsung dari Jerman tahun 1894. Hebatnya, PB X dianggap melampai para pejabat Belanda pada jaman itu masih menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi.

Tiga belas  tahun kemudian, mobil produk Jerman kembali hadir di Indonesia tepatnya pada tahun 1907. Mobilnya adalah Britze Daimler, merupakan pesanan Pakoe Boewono X juga.

Pada tahun 1934, menyusul Mercedes-Benz Tipe 500 K yang menggunakan supercharger masuk ke Indonesia. Mobil ini memiliki tenaga mesin 8 silinder dengan kapasitas 5,0 liter. Tanpa supercharger dengan tenaga maksimum yang dihasilkan yakni 100 hp. Namun dengan supercharger, daya ditingkatkan hingga tenaga maksimum mencapai 160 hp.

Tidak main-main, mobil ini bisa mencapai kecepatan tertinggi hingga 160 km/jam! Suatu hal yang luar biasa untuk kendaraan buatan 1930-an yang berbobot cukup berat.

Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan, beberapa pejabat juga mengunakan mobil asal Jerman.  Dimulai ketika Soeharto menjadi orang nomor satu di tahun 1967, mobil dinas Kepresidenan Indonesia selalu Mercedes-Benz. Salah satunya adalah Mercedes-Benz 500SEL.

Kelima Presiden Indonesia lainnya BJ Habibie, Abdurahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, tetap menggunakan Mercedes-Benz sebagai kendaraan kepresidenan.

Sedangkan untuk masyarakat umum, mobil Mercedes Benz resmi masuk ke pasar otomotif nasional mulai tahun 1970. PT Star Motors Indonesia yang merupakan hasil joint venture antara Daimler-Benz AG dan PT Gading Mas, didirikan sebagai agen tunggal produk Daimler-Benz di Indonesia. 

Sejak saat itu banyak mobil buatan Jerman menjadi koleksi, walaupun banyak  orang yang berasumsi bahwa produk Jerman itu susah dirawat. Nyatanya saat ini hal tersebut tidak seperti yang dibayangkan.

Dilansir dari laman oto.detik.com, mobil merek BMW dan Mercy klasik justru lebih mudah dipelihara karena semua peralatannya masih manual dan konvensional. Teknologinya juga tergolong sederhana jika dibanding dengan mobil jaman sekarang.

Menjadikan mobil produk Jerman hanya sebagai benda koleksi atau pajangan saja malah dapat menimbulkan kerusakan. Utamanya pada bagian selang, dan kampas rem.  Sebaliknya, sering digunakan bahkan untuk transportasi sehari-hari justru membuat mobil ini jauh lebih sehat dan terawat dan selalu dalam kondisi prima.

Namun jika terpaksa harus mengganti suku cadang pun saat ini tidak perlu ambil pusing. Perkembangan e-commerce membuat setiap hal yang dibutuhkan untuk mobil buatan Jerman seperti BMW dan Mercy Klasik bisa dengan mudah terpenuhi.

Sumber: detik.com dan liputan6.com

Dibaca 1013 kali Terakhir diubah pada Selasa, 10 Agustus 2021 21:16

Chevrolet Hengkang dari Indonesia, Bagaimana Nasib Mobilnya?

Ketika sebuah Agen Pemegang Merek (APM) hengkang dari Indonesia, satu hal yang dikhawatirkan adalah ketersediaan onderdilnya. Mengingat spare part mobil sudah menjadi kebutuhan wajib, terutama komponen fast moving yang harus diganti rutin. Chevrolet adalah salah satu merek mobil yang menghentikan… Baca selengkapnya...