Begini Cara PPMKI Tingkatkan Gairah Wisata Bali Pasca Erupsi Gunung Agung

Keindahan Pulau Dewata memang selalu menarik untuk dijelajahi, terlebih berkat pesona pantai dan gunung berapi aktifnya. Meskipun elok, Gunung Agung di Bali saat ini masih dalam kondisi siaga. Tercatat sejak tahun 2017 silam hingga tahun 2019, Gunung Agung sudah berulang kali erupsi. Tentu saja hal ini menimbulkan rasa cemas di kalangan wisatawan yang hendak berkunjung ke Bali.

Dampak erupsi Gunung Agung di tahun 2017 terbukti cukup melumpuhkan aktivitas warga Bali, khususnya di bidang pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut akibat erupsi Gunung Agung, Bali telah kehilangan sekitar 1 juta wisatawan mancanegara. Tercatat, terjadi pembatalan perjalanan wisata serempak dari berbagai negara ke Bali sejak bulan November. Kondisi ini menimbulkan kerugian devisa sebesar Rp. 9 Triliun selama bulan November dan Desember 2017.

Akibat turunnya kunjungan wisata ke Bali secara drastis, sebagian besar pramuwisata di hotel-hotel beralih profesi menjadi relawan Gunung Agung. Tingkat pengangguran meningkat, bahkan disebutkan banyak yang terkena penyakit stres. Keadaan ini tak ayal menimbulkan perasaan prihatin di kalangan anggota komunitas di Bali, seperti halnya suara yang datang dari Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).

“Kami sangat prihatin dengan apa yg terjadi dengan kejadian erupsi Gunung Agung, selain pengungsi yang makin bertambah dan perlu kesehatian dan juga anjloknya hunian hotel hanya mencapai prosentase 10 – 12 persen, serta kunjungan wisatawan yang menurun mengakibatkan artshop-artshop terkena dampak domino di tutup tahun 2017,” kata Penasehat PPMKI Bali Jos Dharmawan di Denpasar, seperti dilansir dari Tangkasnews.com (04/06/2019).

Menanggapi kondisi pariwisata Bali yang kiat memprihatinkan akibat erupsi Gunung Agung di tahun 2017, PPMKI berinisiatif meningkatkan gairah wisata Bali melalui kegiatan komunitas. Pada penghujung tahun 2017, komunitas mobil klasik terbesar di Indonesia itu rajin menggelar touring keliling Bali menunggang mobil-mobil kuno yang eksotis. Kegiatan ini diperkirakan mampu menarik partisipasi ratusan anggota yang antusias menggandeng tunggangan klasiknya masing-masing.

Acara yang bertajuk “Touring Peduli Gunung Agung” itu terselenggara berkat kerjasama PPMKI Bali dengan pihak Polda, DPRD dan PHRI Bali. Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama mengharapkan acara touring yang digagas oleh PPMKI tersebut mampu membuktikan bahwa Bali dalam keadaan aman.

"Saya lihat di Bandara Ngurah Rai saat ini seperti hari Nyepi, sepi. Turis pada takut, penerbangan tutup. Ini karena pemberitaan yang ekstrem tentang erupsi Gunung Agung. Saya harap agar berita dari media jangan terlalu berlebihan sehingga membuat wisatawan takut ke Bali. Semoga dengan acara touring ini bisa memulihkan dunia pariwisata di Bali," ujar Wiryatama dalam sabutan sebelum melepas peserta touring di Denpasar, seperti yang dikutip dari Beritabali.com (04/06/2019).

Tepat pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017, PPMKI melepas sebanyak 150 mobil klasik untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan touring keliling Pulau Dewata. Tujuan diadakannya kegiatan ini ialah untuk menyuarakan kepada masyarakat baik yang tinggal di Bali maupun masyarakat luar daerah bahwa Bali sudah kembali aman pasca erupsi Gunung Agung. Selain itu, PPMKI juga ingin menunjukan lingkungan Bali yang sudah kembali kondusif kepada wisatawan domestik dan mancanegara.

Serasi dengan misinya meningkatkan kembali kunjungan wisata ke Bali, PPMKI mengusung tagline "Come and Visit Bali". Pelaksanaannya dilakukan bersama-sama komunitas pecinta motor tua. Sedari pagi, mereka melakukan iring-iringan menunggang kendaraan klasik di sekitar Gedung DPRD Bali Jalan Ida Bagus Mantra lalu ke sejumlah objek wisata di Sanur, Kuta, Legian, Nusa Dua dan berakhir di hotel di Sawangan Kabupaten Badung.

Acara touring PPMKI untuk meningkatkan gairah wisata Bali tersebut bukan yang terakhir dan satu-satunya. Satu tahun kemudian, PPMKI kembali menggelar acara serupa di Pulau Dewata. Acara yang diselenggarakan pada bulan November 2018 ini sekaligus menandai hari jadi PPMKI yang ke-39. Tak hanya sekedar menjadi acara ulang tahun, di saat bersamaan PPMKI juga memiliki agenda penting berupa touring keliling Bali dan menggalang dana untuk korban gempa Lombok dan Palu.

Acara bertajuk “Lombok Empathy Tour” ini diikuti tidak kurang dari 380 mobil vintage dan retro dari seluruh Indonesia. Para peserta berdatangan dari Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur sembari memboyong mobil klasik kesayangannya masing-masing Selama dua hari, para peserta melakukan touring keliling Pulau Dewata, mulai desa-desa wisata, Dream Land dan Garuda Wisnu Kencana.

Selain menjadi perayaan ulang tahun PPMKI sekaligus acara amal, acara touring di tahun 2018 juga dipergunakan untuk menandai momen kerjasama PPMKI dengan Classic Mercedes Taiwan. Kerjasama ini bertujuan agar kegiatan pariwisata dengan menunggang mobil klasik dapat terus dilakukan untuk meningkatkan geliatan pariwisata di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya.

Setelah dua tahun berturut-turut sukses mengadakan acara promosi wisata Bali, PPMKI masih sempat mengadakan touring keliling Bali lainnya. Adapun acaranya diadakan pada bulan April 2019 lalu dengan tujuan keliling kawasan wisata Danau Buyan di Buleleng, Bali. Peserta yang ikut pawai keliling pun jumlahnya naik drastis menjadi 448 tunggangan roda empat (R4) kuno atau klasik.

Motor Trail Harley "Malaria" Davidson SS 125

Ada banyak jenis sepeda motor yang ada dipasaran. Ada sport, touring, matic, hingga motor trail. Nah, motor yang terakhir disebut ini cukup unik. Sebab motor trail diciptakan untuk melibas berbagai jenis kondisi jalan, bisa berupa tanah becek, medan berbatu, hingga genangan atau bahkan kubangan Karena itu desain motor trail ini cenderung minimalis, walaupun ternyata motor-motor trail punya banyak keunikan tersendiri. Baca selengkapnya...

Berawal Dari Suzuki TRS, Kini Mengoleksi 25 Unit Motor 2 Tak Aneka Jenis

Tertarik dengan motor dua tak, ia membeli motor 2 tak merk Suzuki TRS besutan tahun 1991 pada 2011 yang lalu. Beberapa saat kemudian menambah lagi dengan Suzuki A 4 produksi tahun 1972. Setelah itu Sida Indaryanto alias Bolong tertarik juga dengan Suzuki A 100, yang banyak digunakan oleh teman-temannya. Sejak itulah ia jadi keblabasan beli motor lawas yang menggunakan mesin 2 tak hingga berjumlah 25 unit. Baca selengkapnya...
misbah bengkel service karburator

Misbah, Pakar Karburator Andalan Para Penggemar Mobil Klasik Di Bogor

Karburator adalah salah satu komponen yang terdapat pada mesin bensin, yang berfungsi mencampurkan udara dan bahan bakar dengan perbandingan tertentu, kemudian mengalirkannya kedalam silinder sesuai dengan kebutuhan mesin. Dengan kata lain, karburator inilah yang menyalurkan bensin pada intake manifold dengan volume ideal. Oleh sebab itu, salah satu bagian penting dari sebuah mobil ini harus sering diperhatikan agar tidak bermasalah ketika sedang dikendarai. Baca selengkapnya...
motor suzuki trz

Motor Suzuki TRS 118 dan TRZ Katana 125, Generasi Penerus Dari GP100 dan GP125

Suzuki merupakan salah satu pabrikan motor yang banyak mengeluarkan motor sport (motor laki). Dua di antaranya ialah motor Suzuki TRS dan TRZ Katana yang dirilis pada tahun 1980an. Kedua motor ini merupakan generasi penerus dari GP100 dan GP125 yang masih dikeluarkan oleh pabrikan yang sama. Bila pada seri GP Suzuki masih menggunakan bentuk yang membulat, pada generasi kali ini bentuk keseluruhan motor sudah mengotak. Baca selengkapnya...

Chevrolet LUV: Dari Sejarah Hingga Solusi Permasalahan Yang Kerap Dialami Penggunanya

Setiap merek mobil, pasti memiliki satu seri yang hampir selalu menjadi legenda. Demikian juga dengan Chevrolet, ada satu seri yang tak lekang oleh jaman yaitu Chevrolet LUV. Karena kehandalannya, mobil ini pernah menjadi andalan para pekerja dijamannya. Baca selengkapnya...
  • Who Would Have Thought If A Century Ago, This Country Already Had Around 200 Cars of Various Brands

    No one knows that a century ago far away before Indonesia got its independence and The Oath of Youth had not been declared, this country had around 200 brands of car. Well, this is the truth. You have to know that even other countries like Thailand, Malaysia and Singapore didn’t have the numerous amounts of vehicle. Perhaps, this something unbelievable since back then, many people were still under the colonization